Harga Minyak Naik Tipis: Data Positif China dan Ketegangan Geopolitik Jadi Fokus Jelang Pertemuan OPEC+

Harga minyak naik tipis pada perdagangan Asia Senin setelah data ekonomi yang positif dari China, importir minyak terbesar dunia. Pemulihan aktivitas manufaktur di China, yang tercermin dari indeks manajer pembelian (PMI), menjadi angin segar bagi pasar minyak. Data ini didukung oleh langkah-langkah stimulus agresif yang diluncurkan Beijing sejak akhir September, meningkatkan harapan bahwa aktivitas ekonomi China akan terus membaik. Namun, optimisme ini dibayangi oleh ancaman tarif baru dari Presiden AS terpilih Donald Trump, yang juga menguatkan dolar dan membatasi kenaikan harga minyak.

Minyak mentah juga dipengaruhi oleh beberapa risiko geopolitik. Meski gencatan senjata antara Israel dan Hezbollah memberikan sedikit ketenangan, ketegangan di Timur Tengah tetap membara setelah kedua pihak saling menuduh pelanggaran. Selain itu, ketegangan antara Rusia dan Ukraina terus memberikan tekanan geopolitik pada pasar energi. Dalam perdagangan terkini, Brent naik 0,3% ke $72,02 per barel, sementara WTI juga naik 0,3% ke $67,92 per barel.

Pasar kini menantikan hasil pertemuan OPEC+ yang dijadwalkan pada Kamis mendatang setelah penundaan empat hari. Kartel ini diperkirakan akan menunda rencana peningkatan produksi karena harga minyak yang lemah dan permintaan global yang diproyeksikan tetap lesu hingga 2024-2025. OPEC+ dan organisasi pasar energi lainnya, seperti IEA, terus memangkas perkiraan permintaan, memperkuat fokus pada kebijakan pasokan yang lebih ketat di tengah ketidakpastian pasar.