Euro Melemah Tajam: Ancaman Volatilitas Baru di Pasar Global pada 2024

Euro mencatat penurunan terbesar sejak 2022, melemah lebih dari 3% terhadap dolar pada November. Penurunan ini didorong oleh faktor seperti usulan tarif dagang AS oleh Presiden terpilih Trump, melemahnya ekonomi zona euro, dan konflik Rusia-Ukraina yang memanas. Ketidakpastian politik di Prancis menambah tekanan, sementara kekuatan dolar didukung oleh ekspektasi pertumbuhan ekonomi AS.

Analis memperingatkan bahwa fluktuasi euro dapat memicu volatilitas pasar global, seperti yang sebelumnya dipicu oleh yen Jepang pada Agustus. Jika euro jatuh di bawah level $1, dampaknya bisa meluas, memengaruhi perdagangan global, inflasi, dan aset lintas pasar. Namun, dolar juga rentan terhadap inflasi akibat tarif impor dan utang pemerintah yang membebani pasar.

Dengan euro sebagai acuan utama perdagangan global, pergerakan cepatnya dapat memengaruhi ekonomi lain seperti China dan Korea Selatan, yang mungkin melemahkan mata uang mereka untuk bersaing. Ketergantungan pada narasi pasar seperti kebijakan Trump kini mulai goyah, dan ketidakpastian ini meningkatkan risiko pasar terhadap fluktuasi mata uang yang lebih besar.