Dolar AS Menguat: Dampak Tarif Trump dan Kebijakan Fed

Dolar AS menguat selama tiga sesi berturut-turut pada Kamis, didukung oleh imbal hasil Treasury yang tetap tinggi meski sedikit menurun. Kekhawatiran inflasi akibat kebijakan tarif pemerintahan Trump yang akan datang turut memengaruhi pasar. Imbal hasil Treasury 10 tahun mencapai 4,73%, level tertinggi dalam 8,5 bulan, sementara data ketenagakerjaan yang kuat memperkuat ekspektasi bahwa Federal Reserve akan memperlambat penurunan suku bunga. Laporan payrolls AS pada Jumat menjadi perhatian utama investor.

Komentar pejabat Fed menunjukkan kehati-hatian terhadap pemotongan suku bunga lebih lanjut. Presiden Fed Boston, Susan Collins, menyatakan ketidakpastian ekonomi memerlukan pendekatan hati-hati, sementara pejabat lainnya, seperti Patrick Harker dan Michelle Bowman, menekankan pentingnya tidak terburu-buru. Sementara itu, sterling melemah selama tiga sesi berturut-turut, mencapai $1.2306, tertekan oleh kekhawatiran terhadap kebijakan Trump dan meningkatnya biaya pinjaman pemerintah Inggris.

Di sisi lain, yen Jepang menguat 0,17% ke 158,06 per dolar, meskipun data menunjukkan penurunan upah riil selama empat bulan berturut-turut. Inflasi tetap menjadi tantangan bagi Jepang meski ada kenaikan gaji terbesar dalam tiga dekade. Analis Goldman Sachs memperkirakan Bank of Japan akan menaikkan suku bunga pada Januari, sejalan dengan diskusi terbaru di pertemuan manajer cabang bank.