Federal Reserve mengatakan bahwa pihaknya akan mengakhiri pembelian obligasi era pandemi pada bulan Maret dan membuka jalan bagi kenaikan suku bunga tiga perempat poin persentase pada akhir tahun 2022 sebagai peran bank sentral AS mengatasi lonjakan inflasi.
Pertemuan Fed paling penting tahun ini telah mulai membebani emas. Kontrak teraktif emas berjangka AS, Februari, menyelesaikan perdagangan Selasa turun $16, atau hampir 1%, menjadi $1.772,30 per ounce. Dari segi persentase, itu adalah penurunan satu hari terbesar untuk logam kuning dalam dua minggu.
Bank of Japan menawarkan untuk menggelontorkan $97 miliar ke pasar melalui pembelian obligasi pemerintah dalam upaya untuk melawan kenaikan suku bunga jangka pendek.
Minggu ini kita memiliki LIMA keputusan bank sentral dan beberapa laporan tingkat atas.
Apa yang diharapkan analis dari katalis ini?
Dolar AS merangkak lebih tinggi pada awal minggu yang padat dengan pertemuan bank sentral, termasuk di Federal Reserve, yang diperkirakan akan mendorong pasar mata uang dan membantu dolar lebih tinggi, meskipun kekhawatiran tentang virus corona sangat membebani pikiran para trader.
Jika konsensus benar, terakhir kali inflasi setinggi ini terjadi pada tahun-tahun awal pemerintahan Reagan – ketika AS berada di tengah resesi yang curam dan terus-menerus.
Presiden Joe Biden berusaha meyakinkan orang Amerika bahwa kenaikan biaya energi dan barang-barang utama lainnya mulai mereda, tetapi perubahan itu mungkin tidak tercermin dalam data November yang akan dirilis pada hari ini di New York session nanti.
Saham dunia terhenti di level tertinggi dua minggu pada hari Kamis karena meningkatnya pembatasan di beberapa bagian dunia untuk menahan varian virus corona Omicron meredam optimisme menyusul berita yang menggembirakan di bidang vaksin.
Pasar saham Eropa dibuka lebih tinggi, tetapi jauh dari tertinggi Rabu, saham berjangka AS beragam dan indeks saham blue-chip Nikkei Jepang tergelincir hampir setengah persen.
Bank of Canada mempertahankan suku bunga utama, seperti yang diharapkan, meski inflasi meluas serta memperingatkan bahwa varian virus corona Omicron telah menciptakan “ketidakpastian baru.”
Harga minyak memperpanjang kenaikan pada hari Selasa dari rebound hampir 5% sehari sebelumnya karena kekhawatiran tentang dampak varian virus corona Omicron pada permintaan bahan bakar global mereda sementara pembicaraan nuklir Iran terhenti, menunda kembalinya minyak mentah Iran.
